Rabu, 02 Oktober 2019

PANTUN


PANTUN
Jalan-jalan ke Makasar
Jangan lupa membeli jamu
Kalau kamu ingin pintar
Rajin-rajinlah mencari ilmu

AYAH


AYAH

Engkau telah menjadi tulang punggung keluarga
Kau bekerja tanpa mengenal lelah
Kau sangat berkorban untuk keluarga
Jasamu sangat berharga
Kau telah mengajarkanku supaya hidup mandiri
Terima kasih atas yang telah kau berikan

IBU


IBU
Kau telah melahirkanku dengan bersusah payah
Engkau merawatku setulus hati
Tanpa mengharapkan imbalan
Kau telah mengajariku berbicara di waktu kecil
Kau adalah orang yang berarti bagiku
Engkau sangat sabar menghadapiku
Kau tak pernah merasa letih
Terima kasih ibu





SALING MENOLONG


SALING MENOLONG
Disebuah hutan pernah hidup seekor beruang dan teman-temannya. Suatu hari, seekor gajah berjalan-jalan di tempat mereka tinggal. “Oh! Saya lupa jalan pulang!” rengek gajah itu. Melihat gajah yang sedih, beruang dan teman-temannya mengajak gajah ikut kelompok mereka. Gajah merasa senang. Pada suatu malam, seekor badak berlari ke wilayah mereka. Tiba-tiba ia menabrak pohon dan terjatuh. Tiba-tiba gajah berada di sana. Akan tetapi, gajah tidak menghiraukannya. Untungnya, beruang dan jerapah datang dan membantu badak. “Gajah yang jahat itu tidak membantuku,” lapor badak. “Saya kira dia tidak mendengarmu, kata beruang. Beberapa hari kemudian seekor monyet sedang bergelantungan dengan gembira, berpegangan pada tumbuhan rambat. Tiba-tiba tumbuhan rambat itu patah dan monyet terjatuh menimbulkan suara keras. Tidak lama kemudian, gajah lewat di sana. “Tolong!Tolong!” teriak monyet. Akan tetapi, gajah pergi meninggalkannya. Malam itu, monyet mengadukan sikap gajah pada beruang dan teman-teman yang lain. Sementara itu, gajah mendengar semua percakapan itu. “Mengapa saya harus menolong mereka?” ia menggumam sambal berlalu. Suatu hari, ketika sedang minum air, kaki gajah terpeleset dan terjatuh ke sungai. Seekor buaya yang buas melihatnya. “Ha Ha Ha! Makanan datang, saya akan memangsanya!” ujar buaya itu tertawa. Untung, beruang melihat dan segera datang ke sana dan berteriak.


GURUKU


GURUKU

Engkau telah mengajarkanku berbagai ilmu
Kau pemberi motivasi dalam hidupku
Kau sangat berarti bagiku
Pemberi semangat jika ku lemah
Engkaulah panutanku
Jasamu kan ku kenang selalu

Kamis, 19 September 2019

IKAN BAIK HATI DAN KURA-KURA JAHAT

IKAN BAIK HATI DAN KURA-KURA JAHAT

Dahulu kala, hiduplah seekor ikan mas di sebuah sungai. Ikan mas sangat jujur, dermawan dan baik hati. Suatu hari, ikan mas melihat sebuah benda aneh. Ikan yang masuk ke dalamnya, akan terperangkap. Tiba-tiba datang seekor kura-kura. "Jika kamu masuk ke dalamnya, kamu akan mendapatkan banyak makanan," kata kura-kura. "Wow! Saya harus masuk ke dalamnya," pikir ikan mas. Akan tetapi, ketika ikan kecil itu tidak keluar lagi, ikan mas khawatir. Tidak lama kemudian datanglah seekor ikan lele. "Tunggu!" teriak ikan lele pada ikan mas, "Itu adalah perangkap yang diletakkan disana untuk menangkap kita!" "Kura-kura itu pembohong. Ia telah menipuku," kata ikan mas. Ikan lele lalu berenang menemui kura-kura dan memarahi kura-kura. "Maafkan saya," ujar kura-kura. "Saya tidak menyangka perbuatan curang dari kura-kura," kata ikan mas. Suatu hari, datang seorang nelayan. Ia memasang cacing di mata kailnya sebagai umpan. Jauh didalam sungai, kura-kura melihat umpan itu. Ia segera memanggil ikan mas. "Makanan yang lezat!" ujar kura-kura, menunjuk ke cacing. "Saya tidak mempercayaimu! ujar ikan mas. "Itu adalah seekor cacing, bukan sebuah perangkap makanan," kata kura-kura. Ikan mas sekali lagi termakan godaan. Ia berenang ke arah cacing dan mencaploknya. Melihat hal itu, ikan-ikan lain merasa cemas. Ia bermaksud menghukum kura-kura yang jahat. Akhirnya, kura-kura segera mendapat balasan. Ia terperangkap dalam jaring-jaring nelayan dan dibawa pergi.

ANAK DOMBA YANG NAKAL

ANAK DOMBA YANG NAKAL

Pada zaman dulu hidup seorang anak gembala bernama Amir. Ia mempunyai sejumlah kambing dan domba. Dalam kelompok binatang itu ada seekor domba yang bandel, bernama Bimbim. Si Bimbim sering keluar dari kelompok. Amir telah memperingatkan Bimbim untuk tidak pergi sendiri, tetapi Bimbim tidak pernah memperhatikan nasehat itu. Suatu hari Bimbim bertemu dengan ular python. Keesokan harinya, Bimbim dikejar seekor anjing. Suatu hari Bimbim sedang berjalan-jalan sendiri. Tiba-tiba ia melihat dedaunan hijau segar di kejauhan. Bimbim sedang sibuk mengunyah daun, tiba-tiba harimau menginjak ranting dan mematahkannya. Melihat harimau yang buas, Bimbim ketakutan. Untung, datang seorang pemburu. Ia pun menembakkan senjatanya ke udara beberapa kali. Harimau ketakutan mendengar suara tembakan. Ia melepaskan kaki Bimbim dan pergi meninggalkannya. Mendengar suara tembakan, Amir mendatangi tempat itu. Ia terkejut melihat Bimbim gemetar ketakutan. "Terima kasih, pemburu!" Kata Amir. Ia lalu memanggul dan membawa pulang Bimbim. Ketika domba dan kambing lain mengetahui kejadian itu, mereka ketakutan. Sejak saat itu, Bimbim tidak pernah meninggalkan kelompoknya lagi. Ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari peristiwa waktu itu.

Selasa, 17 September 2019

HARIMAU MENDAPAT PELAJARAN

Hasil gambar untuk harimau

HARIMAU MENDAPAT PELAJARAN


Dahulu hidup seekor harimau bernama Cito. Ia sangat buas dan licik. Sehingga tidak ada yang mau berteman dengannya. Cito sering kali menakut-nakuti binatang lain. Ketika Cito ingin pergi jalan-jalan menembus hutan, semua binatang memberinya jalan. Suatu sore setelah Cito makan siang yang banyak. Tak lama kemudian, datanglah dua ekor burung dan bertengger di atas pohon, dibawahnya Cito sedang tertidur pulas. Tidak mempedulikan Cito, burung-burung itu mulai berkicau. Nyanyian dan kicauan burung-burung itu mengganggu Cito. Cito terbangun seketika. "Siapa itu?" teriak Cito sambil melihat sekeliling. Lalu ia menemukan burung-burung bertengger di atas pohon. Kedua burung itu terkejut melihat Cito di bawah pohon. Melihat burung-burung itu terbang meninggalkannya, Cito berlari dengan geram. Burung-burung itu dengan cepat melesat. Mereka hinggap di pohon yang tinggi. Tak lama, Cito juga tiba di pohon itu. Tetapi ia sadar tidak akan dapat menangkap mereka. Merasa jengkel, Cito mulai menggeram dan meloncat-loncat. Dan tiba-tiba ia terjatuh kesebuah kubangan didekat pohon. Cito bersusah payah mencoba keluar dari kubangan, tetapi gagal. Tiba-tiba datang seekor gajah. Ia melihat akar kering menjulur di sekitar pohon. Gajah segera mematahkan akar kering itu dan melemparkan satu ujungnya ke arah Cito, sambil memegangi ujung yang lain dengan erat. Kemudian gajah menarik dengan sekuat tenaga. Dalam beberapa menit, Cito keluar dari kubanagan. "Terima kasih, gajah yang baik!" ujar Cito tersenyum. "Maafkan saya," kata Cito, "Saya selalu jahat terhadap kalian semua." "Baiklah," kata gajah. "Maukah kamu jadi temanku?" tanya Cito. "Asalkan kamu janji tidak menakut-nakuti kami lagi," kata gajah. Cito berjanji akan bersikap baik dan tidak kasar. Akhirnya semua binatang di hutan mau berteman dengan Cito. 

BERUANG YANG USIL

BERUANG YANG USIL

Dahulu kala, hiduplah seekor beruang di sebuah hutan. Namanya Bobi. Bobi selalu tertawa dan bersenang-senang. Ia dulu sering mempermainkan binatang lain. Mengolok-ngolok binatang lain adalah kegemarannya pada masa lalu. Suatu hari, Bobi berkata, "Mari kita balapan. Yang kalah harus mengadakan pesta di hutan." Semua binatang lalu mulai bersiap melakukan balapan. Pada hari yang ditetapkan, semua binatang berdatangan. Mereka berkumpul di sebuah tempat. Rubah menjadi juri pada balapan tersebut. Rubah memberi aba-aba dan balapan dimulai. Semua peserta bergegas lari menuju garis akhir. Akan tetapi, Bob berjalan dengan sangat lambat, dan menjadi yang terakhir mencapai garis finish. "Bagaimana dengan pestanya, Bobi?" tanya gajah. "Lupakanlah!" jawab Bobi. "Itu hanya bercanda". Semua binatang merasa kecewa. Beberapa hari kemudian, Bobi memikirkan akal-akalan lain. Lalu ia mengajak mereka semua lomba berenang. Para binatang menyetujuinya. Bobi berenang cepat sekali. Akan tetapi, setengah perjalanan menyusuri sungai, ia mulai tenggelam. Tidak satu binatang pun yang memperhatikan Bobi. Mereka semua berpikir Bobi pasti sedang bercanda lagi. Tiba-tiba mereka menyadari bahwa Bobi sedang tenggelam. Gajah dan monyet menarik Bobi ke pinggir. Bob selamat. Ia berterima kasih pada monyet dan gajah. "Aku sekarang menyadari kesalahanku," kata Bobi. Bob berjanji akan memperbaiki sikapnya. Ia juga mengundang semua binatang ke sebuah pesta. Mereka semua bersenang-senang, tertawa dan bermain bersama.

SI HITAM DAN SI PUTIH

SI HITAM DAN SI PUTIH


Pada zaman dulu hidup dua ekor kuda. Yang satu bernama Si Hitam, dan yang lain bernama Si Putih. Sebagian besar kuda lain menyayangi dan memuji Si Hitam karena kebaikan dan kemurahan hatinya. Oleh karena itu, Si Putih merasa iri pada pada Si Hitam. Suatu hari semua kuda sedang merumput disebuah lapangan. Si Putih mendengar kuda-kuda lain sedang memuji Si Hitam. Ketika Si Putih mendengar pujian itu, ia sangat marah. Ia seketika lari meninggalkan mereka. "Saya ingin kuda hitam itu terbunuh, dan saya menjadi terkenal karena buluku yang indah," pikir Si Putih. Beberapa hari kemudian, seorang pemburu berkuda masuk ke hutan. Ia sedang mencari seekor kuda yang berbulu bagus. Tiba-tiba pemburu itu melihat Si Putih yang sedang makan rumput. "Kuda yang bagus!" pikirnya, sambil mempersiapkan sebuah jerat. Untungnya, salah satu kuda melihat pemburu dan segera memberitahu Si Hitam tentang bahaya itu. Si Hitam pun berlari secepat mungkin untuk menyelamatkan Si Putih. Lalu ia meringkik keras pada pemburu sambil mengangkat kedua kakinya. Si pemburu ketakutan. Ia membatalkan keinginannya menjerat Si Putih dan pergi meninggalkan hutan. Sementara itu, Si Putih dapat bernapas lega setelah selamat dari jebakan pemburu. Ia berniat bertemu dengan Si Hitam untuk berterima kasih padanya. Si Hitam adalah kuda yang baik hati. Ia memaafkan Si Putih dan mereka berpelukan. Dan sejak hari itu, Si Putih dan Si Hitam bersahabat. Mereka hidup berbahagia.